Masa adven adalah masa penantian menyambut Natal, hari kelahiran Sang Juru Selamat yang kita rayakan setiap tanggal 25 Desember. Di dalam Injil Lukas 1:26 disebutkan bahwa dalam bulan keenam, Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf. Allah hendak mewujudkan rencana-Nya untuk menyelamatkan umat manusia dengan mengutus putera-Nya.

Allah mau memenuhi janjiNya untuk turut serta dalam karya penyelamatan umat manusia. Ia mau menunjukkan kasihNya, kasih agape, kasih yang tak terbatas. Ia mau hadir dan turun ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia melalui putera tunggal-Nya. Seperti telah dinubuatkan oleh nabi Yesaya sebelumnya. “Sebab itu, Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan ia akan menamakan Dia Imanuel.” (Yes 7:14). Allah berkenan memenuhi janjinya. Melalui peristiwa sukacita ini, Allah turut hadir di tengah manusia, berperan secara aktif dan nyata dalam karya penyelamatan manusia.

Melalui peristiwa sukacita ini pula, Allah menunjukkan otoritas tak terbatas-Nya, yaitu bahwa melalui kelahiran putera-Nya, ada mukjizat nyata yang terjadi. Bahwa Bunda Maria mengandung bukan dari proses perkawinan, tetapi karena naungan Roh Kudus yang menjadikan itu semua terjadi.

Peristiwa luar biasa ini bukan semata-mata karena pekerjaan Allah yang luar biasa, tetapi juga respon hati yang benar dari Bunda Maria. Ia mau menanggapi karya penyelamatan ini dengan positif, sehingga nubuat nabi Yesaya boleh terjadi dan menjadi rhema bagi setiap kita. Pertanyaannya adalah, apakah kita selalu bekerja sama dengan Tuhan agar keselamatan itu sungguh menjadi satu kenyataan bagi kita? Sadarkah kita, bahwa mukjizat selalu terjadi dalam hidup kita? Apa saja usaha pribadi kita agar kita selalu dapat merasakan Tuhan yang sungguh hadir bersama kita setiap saat dalam hidup kita?

Seharusnyalah kita selalu mengucap syukur kepada Tuhan karena Ia sangat mencintai kita. Tak lupa, kita berdoa semoga keselamatan yang sudah kita terima ini, dapat selalu kita jaga dengan baik dan kita pupuk setiap saat sehingga mendatangkan keselamatan abadi bagi jiwa kita di saat kita nantinya kembali kepada Bapa. (Ririn)

Sumber: Parokipadangbulan.org