WEBINAR KERAHIMAN ILAHI UNTUK MEMPERINGATI PERINGATAN SANTA FAUSTINA (RASUL KERAHIMAN ILAHI) – 5 OKTOBER 2021


Diawali dengan Lagu Kerahiman, untuk memperingati Pesta Santa Faustina, yang diperingati Selasa, 5 Oktober 2021, PDKI Paroki Hati Kudus Yesus Katedral Surabaya mengadakan Webinar Kerahiman Ilahi dengan tema “Hati Yesus Sumber Kerahiman” pada Senin, 4 Oktober 2021, pukul 17.00 WIB.

Acara dibuka Ibu Maria Penny Pratiwi.

RD. Yustinus Sumantri selaku pembimbing PDKI HKY, dalam sambutannya mengatakan bahwa lewat Santa Faustina, kita bisa mengenal Tuhan Yesus. Kita mengenal pengampunan, serta mengenal Kerahiman Ilahi.

KerahimanNya tidak mengenal kering, selalu berlimpah. Harapannya supaya dengan mengenal Santa Faustina, kita bisa mengenal Kerahiman Yesus.

“Dengan begitu, kita semakin mempunyai belas kasih, pengampunan, dan mencintaiNya”, pungkas Romo Sumantri selaku Romo moderator PDKI HKY, dilanjutkan dengan Doa Koronka dipandu Ibu Christine dan Ibu Meyli.

Diakon Robertus Bellarminus Aditya Wahyu Nugraha, yang bertugas di Paroki HKY, membacakan CV RD A.P. Dwi Joko, yang ditahbiskan menjadi Imam 29 September 1993.

“Kalau kita mengenal Hati Yesus yang penuh kerahiman, berkobar-kobar dalam cinta, kita semakin dikuatkan dalam mengalami kelemahan-kelemahan dalam hidup kita,” Romo DiJe (sapaan akrab Romo Dwi Joko) mengawalinya.

Hati Yesus berkobar-kobar bagi jiwa-jiwa: “Engkau akan memahami ini bila engkau menghayati sengsaraKu.” Memang, kerap kali kita mengalami kegagalan dalam mengalami cinta Tuhan Yesus karena tidak mau menghayati sengsaraNya.

Dunia mengalami kekerasan karena kita mengalami kegagalan dalam mencintai Tuhan dan sesama, namun Tuhan rindu setiap jiwa mengalami keselamatan. Yesus akan mencurahkan pertobatan. “Oh darah dan air, yang memancar dari hati Yesus sebagai sumber kerahiman bagi kami Engkaulah andalanku.”

Budi, kehendak, dan hati yang mau menderita harus ditumbuhkan dalam berdoa. Penderitaan itu ada nilainya. Ada sukacita dibalik penderitaan. Ini realita manusiawi. Kita diharapkan untuk selalu sabar dan tidak mengeluh, meski tanpa hiburan.

Para kudus menjalani penderitaan sebagai kepenuhan hidup sejati yang dijalani dengan sukacita. Kasih yang menyatu dengan penderitaan manusia disatukan dengan penderitaan Yesus. Penderitaan yang ditanggung dalam iman tidak sia-sia, karena penderitaan itu ditanggung bersama Yesus.

Derita yang dimaksud oleh Yesus bukan derita akibat kesalahan sendiri. Tapi demi orang lain, demi keselamatan orang lain. Penderitaan tanpa makna, bila dijalankan demi diri sendiri.

Ketika sengsara Yesus dihayati dan diwartakan, dengan menghayati derita yang bersumber pada sengsara dan wafat Yesus, kita melakukannya demi iman. Hal itu bukan untuk membelenggu kita, tapi justru untuk membuat kita menerima penderitaan dengan ikhlas. Inilah inti pewartaan Gereja.

Tidak ada Paskah tanpa sengsara dan penderitaan. Seperti Santo Paulus mencontohkan, Paulus sendiri mengalami lautan cinta kasih Yesus. Sengsara Yesus adalah lautan kesengsaraan dan sekaligus lautan kecintaan melalui kontemplasi secara mendalam.

RD Antonius Padua Dwi Joko (kiri) selaku pembicara dan Diakon R.B. Aditya Wahyu N. selaku moderator webinar.

Ibu Kimilia Kasigit, Ketua PDKI Paroki Hati Kudus Yesus Katedral Surabaya.


Menenggelamkan diri dalam lautan kesengsaraan Yesus kemudian baru keluar lewat pewartaan sabda salib merupakan hal terindah dalam hidup dan panggilan kita.

Atas nama seorang berdosa, “Apabila, dengan hati remuk redam dan dengan Iman engkau mendaras doa ini atas nama orang berdosa, Aku akan memberikan rahmat pertobatan kepadanya” (BHF 186).
Kenyataannya ada banyak orang menikmati dosa, menikmati perbuatan jahat, malah mebanggakannya dan tidak mau berhenti berbuat jahat, bahkan yakin merekalah yang ber-Tuhan dan orang lain kafir.

Orang-orang semacam ini yang harus kita doakan karena Tuhan tidak menghendaki seorang pun binasa, supaya mereka mengenal Tuhan yang Maharahim dan berlindung pada KerahimanNya. Ini seperti kisah penjahat yang di samping kanan Yesus yang disalib mampu mencuri Surga.

Yesus memohon supaya orang berdosa didoakan secara istimewa pada Jam Kerahiman. Hati kita bisa menjadi seperti Dia, dan ini adalah panggilan. Hanya orang yang merenungkan sengsara Yesus yang dapat membantu orang-orang yang terancam keselamatanNya.

“Pandanglah dan masuklah ke dalam sengsaraKu (BHF 149), Engkau paling menyenangkan hatiKu, ketika engkau merenungkan sengsaraKu yang pedih (BHF 1512). Benamkanlah dirimu dalam sengsaraKu (BHF 1320).”
Menurut penuturan Romo DiJe, merenungkan penderitaan Yesus selama satu jam lebih berarti daripada kita menyakiti diri kita selama setahun sampai berdarah-darah. Lho kok bisa?

Dalam pesan kepada Suster Faustina dikatakan: “Lebih besar pahalanya satu jam merenungkan sengsaraku yang memilukan daripada setahun mendera diri sampai mengeluarkan darah. Kontemplasi pada luka-lukaKu yang pedih membawa manfaat yang besar bagimu dan mendatangkan sukacita yang besar kepadaKu” (BHF 369).

Selanjutnya, Romo DiJe mengutip : “Padukanlah penderitaan-penderitaanmu dengan sengsaraKu dan persembahkanlah semuanya itu kepada Bapa Surgawi untuk keselamatan orang-orang berdosa” (BHF 1032).

Romo DiJe menterjemahkan kutipan tersebut dengan sangat bagus, yakni bahwa membenamkan diri dalam kerahimanNya berarti menyerahkan diri pada Tuhan sambil mengandalkanNya tanpa syarat, melepaskan jaminan apa pun juga dan tanpa takut membiarkan diri dihanyutkan oleh samudra kasih dan belaskasihan Tuhan.

Orang yang melakukannya sadar bahwa ia tidak memiliki apa-apa untuk dibanggakan. Seluruh hidupnya diyakini sebagai suatu rangkaian rahmat dan karunia Allah yang tak putus-putusnya.
Ia melakukannya bersama Yesus, Bunda Maria, para malaikat dan para kudus dan para jiwa di Api Pencucian dalam persekutuan rohani dengan seluruh umat manusia.

Bagaimana dengan Jam Kerahiman Ilahi? Jam suci ini memilik ujub yang jelas, yaitu memuliakan Kerahiman Ilahi, memohon pengampunan dosa dan membenamkannya dalam sengsara Yesus.

Jadi doa ini diiringi sikap batin yang nyaris sempurna, Ia menjamin bahwa orang berdosa yang didoakan itu akan diberi rahmat pertobatan.

Selamat merayakan Pesta Santa Faustina Kowalska, dari Kerahiman Ilahi, khususnya bagi para devosan Kerahiman Ilahi di Paroki Katedral HKY. (Daniel Gesang W.)