Setiap 1 November, Gereja Katolik selalu merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus. Dalam Doa Syahadat Para Rasul yang didoakan setiap kali merayakan Perayaan Ekaristi pada Hari Minggu, sebagai umat Katolik juga percaya akan persekutuan para kudus. Tentunya menjadi pertanyaan “Siapakah yang dimaksud dengan Orang Kudus?”

Orang Kudus adalah para tokoh Gereja yang meninggal karena selama hidupnya selain membaktikan seluruh hidupnya untuk kemuliaan Allah, berusaha hidup suci, juga berjuang membela imannya, yaitu iman kepada Yesus Kristus. Mereka sering disebut dengan istilah santo-santa, beato-beata, dan para martir. Para kudus ini selain dari golongan para imam, biarawan, juga dari golongan awam yang berhasil mempertahankan imannya dan meraih kesucian dalam hidupnya.

Semua umat Katolik dipanggil Kristus kepada kekudusan dan kesempurnaan, kepada persatuan mesra dengan Allah Bapa, melalui Kristus dalam persekutuan dengan Roh Kudus. Rahmat kekudusan itu telah diterima semua umat ketika memberikan diri dibaptis dan dipersatukan dalam Kristus dan Gereja-Nya. Itulah karunia Bapa kepada seluruh umat-Nya. Berkat karunia tersebut, setiap orang diangkat menjadi anak-anak Allah. Maka, tugas kita menjaga kemurnian diri dengan terus menerus berusaha membersihkan diri dari kuasa dosa, sehingga hidup kita tetap tinggal di dalam kekudusan. Karena itu haruslah kita sempurna, sama seperti Bapa di Surga adalah sempurna (Mat 5:48).

Bagaimana supaya sebagai umat dapat meraih kekudusan hidup? Yesus menasihatkan supaya kita dapat menjalani hidup miskin di hadapan Allah sekalipun secara harta memiliki kekayaan. Artinya, kekayaan yang dianugerahkan Tuhan turut membahagiakan orang lain terutama yang miskin. Karena dalam diri orang miskin, di situ ada Tuhan. Kita juga diharapkan Yesus supaya mau berdukacita oleh karena kebenaran. Kita juga diharapkan untuk selalu lemah lembut, murah hati, dan membawa damai dalam kata maupun perilaku. Sebagai umat beriman, kita juga diharapkan selalu memperjuangkan kebenaran dan keadilan bagi semua orang terutama yang tertindas. Semuanya itu jalan menuju kekudusan. Para kudus pun telah menjalani semuanya itu terlebih dahulu. Marilah kita meneladan para kudus di surga supaya kita pun tetap kudus dan tak bercela sampai kedatangan Kristus.

Oleh:(Paulus Dedy.S)

Sumber : Youcat Katekismus Populer, Buku Iman Katolik.