Berapa lama lagi keadaan seperti ini akan berakhir?…..

Berapa lama lagi kita akan kehilangan keikutsertaan dalam Ekaristi?….

Pandemik telah mengubah kehidupan manusia. Hidup yang semula bebas sekarang menjadi terkekang. Kegiatan mengumpulkan masa saat ini telah diberhentikan. Hal itu berdampak pula pada perayaan Ekaristi. Kesedihan ini lebih nyata dirasakan oleh umat yang hadir misa setiap hari. Memang kehadiran fisik dirasa lebih nyaman dibandingkan bertatap muka lewat media. Saya rasa kebijakan yang dibuat Pemerintah pusat dan Gereja merupakan tindakan yang tepat dijalankan sebagai rasul Kristus. Memang awalnya tidak nyaman dan kurang khusuk melakukan ibadah melalui media. Seiring berjalannya waktu, pasti akan terbiasa dengan keadaan ini. 

“Perayaan Ekaristi secara online mengundang banyak godaan pula, dikarenakan posisi di rumah masing-masing. Pengalaman ini mengajarkan ku lebih bermawas diri dengan mengkondisikan diri berada dalam Gereja. Semoga semua ini dapat segera berakhir dan kondisi kembali berjalan seperti sedia kala. Amin”. (Maria Panjaitan-Surabaya)

“Saat ini seolah-olah kita berada di bukit golgota, menderita sendirian, jauh dari sanak saudara dan sesama” (Indarsasi-Kediri).

          Kutipan diatas merupakan ungkapan dari salah satu atau bahkan banyak dialami oleh umat Katolik di banyak tempat. Paskah mengajari kita tentang kesendirian, dan ditinggalkan, dihianati namun tetap ada pengampunan di sana. Demikian pula dalam kondisi yang tengah terjadi saat ini, hampir semua orang diberi kesempatan mengalami kekosongan karena terhenti dari rutinitas, kesendirian karena terpisah dari keluarga, dan terlebih mengalami keterpisahan dari Ekaristi yang menjadi kerinduan yang mendalam. Melihat situasi ini sangat melegakan ketika Tuhan menyapa dan memberi kekuatan bagi tiap orang seperti saat ia memberi jawab pada salah satu penjahat di salah satu sisi-Nya. Waktu itu penjahat yang mulai tak meragukan bahwa Ia adalah utusan Allah mengatakan: “Tuan Ingatlah Aku bila Engkau menjadi Raja” dan Jawab Yesus kepadanya, “Percayalah, pada hari ini kamu akan bersama-sama aku di Firdaus”. Pengalaman Paskah kali ini tentu sanat berbeda dari biasanya, meskipun demikian sama seperti jawaban Yesus, ada kelegaan yang diberikan ketika kita memiliki iman yang besar terhadap rencana atau kehendak Allah.

          Paskah adalah pengenangan kebangkitan Tuhan demi keselamatan manusia. Meski umat hanya bisa melaksanakan Ekaristi dengan cara yang “istimewa” dan menyambut Tubuh dan Darah Kristus dengan komuni batin, tetaplah Yesus sungguh hadir dan meresap dalam diri masing-masing pribadi, keluarga, serta Ia juga menjaga dimanapun berada. Kesempatan kesendirian dan kekosongan yang kita alami saat ini menjadi cara yang tepat untuk membawa keselamatan bagi diri, sahabat, keluarga atau orang-orang yang kita sayangi. Untuk itulah ketika kita melakukan ini dengan ketaatan dan kerendahan hati sebenarnya inilah kebangkitan yang hadir dan kita alami saat ini. kebangkitan yang membawa keselamatan bagi banyak jiwa.

          Marilah kita belajar dari kesetiaan dan sikap rendah hati yang dimiliki Yesus sendiri, meskipun diperlakukan dengan tidak adil dan dihianati Ia tetap mengampuni, dan tidak berubah dalam bersikap kepada mereka yang menganiaya-Nya. Kesetiaan dan kerahiman Yesus yang sama, juga diberikannya kepada kita saat ini. Saat kita mengikuti Ekaristi secara online, kita dapat merenungkan tindakan atau penghianatan yang kita lakukan terhadap-Nya dalam Ekaristi: tentang bagaimana sikapku dalam Ekaristi, bagaimana persiapanku ketika menyambut Tuhan dalam Komuni Kudus, dan bagaimana perhatianku terhadap Dia yang hadir dalam Ekaristi. Satu hal yang menggugah kita untuk bertobat adalah, meski banyak penghianatan yang kita lakukan terhadap Yesus kerahiman dan belas kasih-Nya tiada hendi dialirkan dan diberikan pada kita. Kesempatan ini pula mengantar kita untuk berani memulai hidup baru dengan memiliki iman yang teguh, dengan demikian pastilah akan menghasilkan buah limpah.

          Seperti ungakapan dalam cerita di atas, banyak orang mengalami pengalaman sedih, kosong, dan terharu saat mengikuti perayaan Ekaristi online. Ini menjadi pijakan langkah awal kita, semoga pengalaman ini menjadi kesempatan bagi kita untuk membentuk sikap hidup iman yang sungguh-sungguh, sehingga iman menjadi berbuah dan nyata dirasakan oleh semua orang dengan adanya belarasa, sikap penghormatan, dan banyak hal lain lagi. Inilah saat yang penuh rahmat dimana kita boleh merenungkan hidup kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan memiliki iman yang hidup. Selamat Paskah dan berkat Allah melimpah atas seluruh keluarga kita. Amin.