Apa itu Sakramen Penguatan (Krisma)?
- Gereja sebagai komunitas umat beriman Katolik memiliki Sakramen Inisiasi. Sakramen Inisiasi menandai masuknya atau diterimanya seseorang dalam komunitas umat Allah.
- Sakramen Inisiasi dalam gereja Katolik antara lain: Baptis, Ekaristi dan Krisma. Sakramen Inisiasi merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
- Sakramen Krisma merupakan salah satu tahapan dari Sakramen Inisiasi. Melalui Sakramen Krisma, seseorang semakin disucikan dan diperkaya dengan daya kekuatan Roh Kudus, sehingga semakin dimampukan untuk menghadirkan Kristus di tengah masyarakat (bdk.LG.11).
- Sakramen Krisma merupakan tanda dan sarana yang mengungkapkan iman jemaat yang dijiwai oleh Roh Kudus. Setiap orang yang dibaptis perlu menerima Sakramen Krisma. Dengan menerima Sakramen Krisma, seorang beriman menerima Roh Kudus (Roh yang diutus oleh Tuhan Yesus Kristus pada hari Pentakosta). Ia akan dibimbing Roh Kudus, dan oleh karenanya akan menjadi dewasa secara rohani dan menjadi lebih serupa dengan Kristus.
- Dengan menerima Sakramen Krisma, seorang Katolik diteguhkan dan dikuatkan imannya berkat Roh Kudus yang telah hadir dalam Gereja. Sakramen Krisma merupakan tanda bahwa seseorang telah dinyatakan dewasa sebagai warga Gereja, menjadi orang yang dewasa imannya dan bertanggungjawab atas kehidupan dan kemajuan Gereja.
Dengan demikian, seseorang harus sadar akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota jemaat serta harus berani menjadi saksi iman, bersedia menjadi pewarta dan sebagainya. Dengan kata lain ia telah dilantik untuk melaksanakan tugas-tugas Gereja.
Pelayan Sakramen Penguatan/Krisma
Dalam buku Katekismus Gereja Katolik diterangkan bahwa: Gereja latin menetapkan dalam keadaan/situasi biasa, pelayan dalam penerimaan Sakramen Krisma yang sah adalah Uskup, namun Uskup dapat memberi wewenang kepada para imam agar menerimakan sakramen ini.
Penetapan ini sesuai dengan arti Sakramen, yakni Uskup sebagai pemimpin Gereja local, pengganti para rasul dengan kepenuhan imamat mengikat penerima Krisma lebih erat dengan Gereja, dengan asal-usul apostoliknya, dan mengutus penerima Krisma untuk menjadi saksi Kristus.
Meskipun demikian, jika dalam keadaan darurat (bahaya maut) setiap imam boleh memberikan Sakramen Krisma/Penguatan kepadanya. Gereja selalu menghendaki agar tidak ada seorangpun yang meninggalkan dunia ini tanpa disempurnakan oleh Roh Kudus dengan kepenuhan Kristus (KGK. 1313-1314).
Apa simbol-simbol dan makna dalam Sakramen Penguatan (Krisma)?
Minyak merupakan simbol kegembiraan, kekuatan, dan kesehatan. Dengan menerima pengurapan minyak krisma, Gereja mengharapkan seseorang yang telah menerima minyak krisma ini memancarkan “aroma harum Kristus” (bdk, 2Kor 2:15).
Minyak Krisma menandai karunia Roh Kudus yang dicurahkan bagi penerima Krisma. Sama seperti Roh Kudus yang diterima oleh para rasul pada hari Pentakosta, dengan menerima pengurapan ini para penerima Sakramen Krisma diberi rahmat keberanian untuk menjadi pewarta dan menjadi saksi Kristus.
Tamparan di pipi oleh uskup memiliki makna peneguhan agar si penerima krisma menjadi kuat dalam menghadapi peperangan rohani (pugnam) melawan musuh iman yang akan mereka hadapi.
Apa syarat-syarat menerima Sakramen Penguatan (Krisma)?
- Telah dibabtis secara Katolik
- Telah menerima Komuni Pertama
- Berusia minimal 14 tahun
- Menyerahkan surat baptis terbaru
- Mengikuti pembinaan khusus penerimaan Sakramen Krisma
- Dewasa secara iman dan rohani
- Melakukan Sakramen Pengakuan dosa
Catatan:
Formulir dan persyaratan dalam menerima Sakramen Krisma di Paroki Hati Kudus Yesus – Katedral Surabaya dapat di download di https://katedralsurabaya.org/formulir-sakramen-krisma/
Sumber:
https://tuhanyesus.org/simbol-sakramen-krisma
http://fraterpiustjk.blogspot.com/2015/03/makna-tamparan-uskup-dalam-sakramen.html