“Tuhan sudi dengarkan rintihan umat-Mu” refren mazmur tanggapan ini seiringan dengan pernyataan Nabi Yeremia dalam bacaan pertama “Tetapi Tuhan menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh, dan mereka tak dapat berbuat apa-apa”(bdk. Yer.20:11).

Saudari-saudara yang terkasih dalam Kristus, sebagai orang yang telah dipilih dan diangkat sebagai anak Allah (melalui Sakramen Pembaptisan), kita percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah membiarkan setiap orang yang berseru kepada-Nya yang penuh kerendahan hati dan penyerahan diri. Seperti sering kita dengar sebuah istilah dalam Bahasa Jawa “Gusti ora sare”, Tuhan tidak tidur, artinya selama kita selalu mengandalkan Dia dalam segala pergulatan hidup kita, maka Dia yang adalah Sang Imanuel akan selalu menyertai setiap langkah dan perjuangan kita. St. Aloysius Gonzaga berkata “Jikalau saya memandang kebaikan Allah yang dalam seperti laut dan tanpa batas, pikiran saya seakan-akan lenyap terkuasai keagungan-Nya”.

Saudari-saudara yang terkasih dalam Kristus, diakui atau tidak, rasa-rasanya semakin ke sini hidup menjadi semakin susah, apalagi ditambah dengan kehadiran virus Covid-19 yang entah berakhir sampai kapan. Jutaan orang telah kehilangan pekerjaan, ada yang terpapar virus, mati kelaparan karena pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), dlsb. Semua pekerja dianjurkan untuk bekerja dari rumah atau WFH (Work From Home), sementara bagi mereka yang bekerja di sektor non formal seperti pedagang asongan, para sopir ojol, pemulung, tukang parkir, mereka adalah bagian dari pekerja yang tidak bisa memperoleh rezeki dari rumah.  

Ekonomi negara menjadi carut marut, sekolah dinonaktifkan, ibadah bersama juga ditiadakan. Untuk pertama kalinya, tidak saling berjabat tangan adalah sesuatu yang sangat diwajibkan, tidak saling berkunjung ke rumah teman, saudara, bahkan tidak menengok orang tua di kampung juga dianggap sebagai sesuatu yang mulia. Hal itu dilakukan guna memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 ini.

Dampak dari wabah Covid-19 ini sangat luas, sungguh “melumpuhkan” dan meluluhlantakkan semua kebiasaan (tradisi) yang selama ini sudah berjalan dengan baik. Namun cobaan dan derita sebesar apapun tidak akan menghalangi orang yang sungguh-sungguh menaruh kepercayaannya pada Tuhan.

Selama kita masih hidup di bawah kolong langit ini, cobaan dan penderitaan akan selalu ada dan berjalan beriringan, tetapi ingat bahwa Dia, Sang Imanuel juga akan selalu ada dan menyertai setiap langkah hidup kita. Seperti sabda Yesus dalam Injil hari ini “Bukankah burung pipit dijual seduit dua ekor? Namun tak seekor pun dari padanya akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamu pun semuanya telah terhitung. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga daripada banyak burung pipit” (bdk. Mat. 10:29-31).

Saudari-saudara yang terkasih dalam Kristus, tidak ada sesuatupun yang kebetulan di dunia ini. Semua yang terjadi dalam hidup kita baik yang diluar perkiraan maupun yang sesuai dengan keinginan kita, semua itu tidak ada yang kebetulan. Karena sesungguhnya semuanya sudah dituliskan oleh Sang Sutradara Agung yaitu Allah sendiri. Tinggal bagaimana kita menjalani semua itu dengan hati yang ikhlas dan berserah pada penyelenggaraan Ilahi. Berkat Tuhan senantiasa menyertai segala usaha dan niat baik kita semua. Berkah Dalem. (Vincentia)