Sekalipun Gereja sebagai persekutuan umat beriman kepada Yesus Kristus, bukan berarti terlepas dari beragam masalah. Dalam perkembangannya dari zaman Gereja Perdana hingga sekarang, Gereja selalu mengalami beragam masalah. Salah satunya membawa setiap orang sampai ke Rumah Bapa.
Rumah Bapa bukanlah sebuah bangunan fisik yang dibangun dari batu dan bahan-bahan bangunan. Rumah Bapa adalah sebuah keadaan yang membuat seseorang terbebas dari berbagai persoalan duniawi seperti sakit penyakit, kegagalan, kelelahan, beda pendapat, pemahaman iman, dan lain-lain. Rumah Bapa itu situasi yang penuh kenyamanan, kebahagiaan, kedamaian, ketenangan, dan penuh keabadian.
Yesus telah membuka jalan menuju Rumah Bapa. Yesus menyediakan tempat, terutama bagi mereka yang mau percaya dan beriman kepada-Nya. Tentu menimbulkan sebuah pertanyaan, bagaimana kita dapat percaya dan beriman pada Yesus? Mula-mula dengan tekun dan rajin mendengarkan Sabda-Nya, merenungkannya, dan melaksanakan apa yang disabdakan-Nya itu ke dalam hidup sehari-hari. Itulah tugas pewartaan yaitu doa dan pelayanan (Kis 6:1-7).
Jalan menuju Rumah Bapa dapat ditempuh juga dengan menjadi alat dan berkat bagi sesama dalam hidup saat ini. Menjadi alat artinya menjadi “batu hidup” atau yang mampu menjembatani antara Allah dan sesama, terutama bagi mereka yang belum percaya kepada Yesus Kristus. Sebagai alat Tuhan, kita menjangkau mereka yang belum percaya menjadi percaya dan pada akhirnya memperoleh keselamatan. Mereka dapat percaya apabila melihat kita mampu hidup sesuai dengan Sabda Allah (1Ptr 2:4-9).
Jalan menuju Rumah Bapa dapat ditempuh pula dengan tetap membangun kesetiaan, keteguhan hati, dan keimanan kepada Yesus Kristus. Caranya dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah, yaitu membawa setiap orang percaya kepada-Nya. Bila semuanya kita lakukan, niscaya kita akan sampai ke Rumah Bapa dan mengalami kebahagiaan bersama (Yoh 14:1-12). (P. Dedy.S)
Sumber: Tafsir Alkitab Perjanjian Baru.