Misa Peringatan Arwah Semua Orang Beriman
Oleh Clara Edelways
3 November 2025

Pada hari Minggu 2 November 2025, suasana penuh haru dan khidmat menyelimuti perayaan Hari Minggu Peringatan Arwah Semua Orang Beriman di Gereja Katedral Hati Kudus Yesus Surabaya. Misa dipimpin oleh Uskup Surabaya, Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo, bersama RD Petrus Canisius Edi Laksito. Umat telah berdatangan sejak pagi, dan 45 menit sebelum misa dimulai dilaksanakan pembacaan serta doa intensi arwah untuk keluarga, sahabat, dan seluruh umat beriman yang telah berpulang.
Dalam homilinya, Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo menyampaikan pesan mendalam tentang kasih Allah yang tidak pernah berakhir. Di dunia ini banyak kasus perceraian terjadi di antara manusia, namun Allah tidak akan pernah menceraikan umat-Nya. “Kita mungkin bisa meninggalkan Allah, tetapi janji Allah tidak akan meninggalkan kita. Barang siapa datang kepada-Ku, ia tidak akan hilang,” tutur beliau. Melalui baptisan, kita datang kepada Allah dan menjadi bagian dari janji keselamatan-Nya yang kekal.
Beliau kemudian mengajak umat untuk merenungkan tiga peristiwa iman yang dirayakan minggu ini, yakni hidup, cinta, dan gereja. Hidup bukan hanya milik mereka yang masih berada di dunia, tetapi juga mereka yang telah mencapai kekudusan. Di antara keduanya, ada pula jiwa-jiwa yang sedang menjalani proses penebusan dosa menuju kesucian. Kematian hanyalah pintu untuk menuju kehidupan yang baru. Saat kita mati, hanya daging yang kembali ke tanah, namun jiwa tetap hidup dan berjalan menuju Allah.
Peristiwa kedua, adalah cinta lanjutnya. Cinta tidak berhenti pada batas kehidupan duniawi. Kita mencintai seseorang bukan hanya ketika ia masih hidup, melainkan juga setelah ia berpulang. Kita masih mengingatnya, masih menyapanya dalam doa, dan tetap mencintainya dan menunjukkannya melalui doa bagi arwah arwah yang kita cintai.
Beliau juga menegaskan bahwa Gereja Katolik bukan sekadar gedung atau kumpulan umat yang masih hidup di dunia, melainkan juga mencakup mereka yang sudah kudus, yang sedang dalam penebusan dosa, dan kita yang masih berziarah di dunia ini. Karena itu, Gereja mengkhususkan hari ini untuk menyapa mereka yang telah berpulang, mendoakan mereka agar segera dipersatukan dengan Allah. Ketika kita menggunakan nama orang kudus, itu menjadi wujud iman bahwa mereka tetap hidup bersama Allah dan menjadi bagian dari Gereja yang satu.
Melalui perayaan ini, umat diajak untuk tidak melupakan mereka yang telah berpulang, melainkan menyapa mereka dalam doa dan menyerahkan perjalanan mereka kepada kasih Allah.