BackgroundBackground

Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan

Oleh Clara Edelways

31 Agustus 2025

Image Thumbnail by Cathedral

Suasana misa Minggu Biasa ke XXII pada tanggal 31 Agustus 2025 di Gereja Katedral hari ini berlangsung khidmat, umat memadati gereja dengan penuh kesungguhan. Bacaan Injil mengajak kita merenungkan makna kerendahan hati melalui perumpamaan pesta perkawinan. Yesus menegur orang-orang Farisi yang berebut tempat terhormat, lalu mengingatkan bahwa kemuliaan sejati bukan berasal dari manusia, melainkan dari Allah.

Pesan Injil hari ini juga menekankan kasih tanpa pamrih. Yesus mendorong kita untuk tidak hanya memberi kepada mereka yang bisa membalas, tetapi juga kepada orang miskin, cacat, lumpuh, dan buta. Kasih sejati hadir ketika kita menolong tanpa berharap pujian, mengasihi tanpa syarat, dan melayani tanpa menuntut balasan. Hal ini menjadi tantangan bagi kita yang hidup di tengah budaya persaingan dan haus akan validasi. 

Kerendahan hati bukan berarti rendah diri, melainkan kesadaran bahwa hidup dan segala yang kita miliki adalah anugerah. Yesus sendiri memberi teladan, meski Ia adalah Putra Allah, Ia rela turun menjadi manusia dan wafat di salib demi keselamatan kita. Kerendahan hati seperti inilah yang membuka hati kita untuk menerima kasih karunia Tuhan.

Dalam keseharian, kerendahan hati dapat kita wujudkan lewat hal sederhana misalnya bekerja dengan tulus tanpa harus berebut posisi atau memfitnah orang, mendahulukan kebutuhan keluarga, atau melayani dalam komunitas meski tanpa sorotan. Bacaan hari ini meneguhkan kita bahwa kerendahan hati bukan kelemahan, melainkan kekuatan yang membuat kita semakin dekat dengan Allah.